.: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :.

Jumat, 27 Mei 2011

Berani tanpa takut resiko, belajar dari anak-anak

Sabtu akhir minggu lalu, saya berkesempatan mengiringi rombongan sekolah si sulung yang mengikuti acara outbound dari sekolahnya ke Bandung. Kali ini saya ingin sharing tentang pengalaman bagaimana orang tua melihat anaknya melakukan sesuatu yang di mata orang dewasa sangat mengkhawatirkan, tetapi ternyata si anak menganggapnya fun dan fine-fine saja. Bahwa terkadang anak perlu diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mencoba sesuatu yang sedikit "berbahaya" tapi dibalik itu akan berguna bagi kepercayaan diri dan keberaniannya.

Singkat cerita di lokasi outbound semua anak TK diminta mengikuti 2 kegiatan mendebarkan : menyeberang di atas sungai dengan jembatan 2 tali (two lines bridge) dan meluncur dari ketinggian (flying fox). Seharusnya games tsb pasti sudah mempertimbangkan masalah safety dan emergency-nya. Tetapi ya namanya orang tua, yg selama ini selalu was-was jika anak memanjat sesuatu, begitu melihat anaknya yg masih kecil "dipaksa" melakukan kegiatan mendebarkan seperti itu, ya pasti khawatir juga. Walaupun dulu waktu bapaknya kecil di kampung sering outbound tradisional tanpa ada instruktur dan mikirin safety hehehe...

Singkatnya di kegiatan menyeberang jembatan, walaupun kelihatannya aman karena ada tali pengaman, tapi tak urung banyak juga anak yang takut dan ragu, walaupun akhirnya semua anak berhasil menyeberang tanpa ada yang terjatuh.



Sepertinya kebersamaan dengan teman-temannya (menyeberangnya sekitar 3-4 anak bersamaan) dan dorongan dari instruktur, guru dan orang tua cukup membantu untuk mengurangi keraguan dan menambah kepercayaan diri.

Di kegiatan meluncur dari atas pohon (flying fox) sebenarnya bukan meluncurnya yg mengkhawatirkan bagi orang tua. Tetapi sebelum meluncur, setiap anak harus memanjat pohon yang cukup tinggi dengan tangga bambu.



Bagi orang dewasa saja, memanjat pohon dengan tangga setinggi itu cukup membuat gemetar dan singunen (kalau orang Jawa bilang). Tapi entah karena belum mengerti resiko dan bahaya, anak-anak TK itu dengan riangnya memanjat pohon setinggi 13 meter-an.

Saya jadi teringat dengan kisah dalam film Kung Fu-nya David Carradine di tahun 80-an. Alkisah ada seorang murid perguruan kung fu yang belajar tentang teknik keseimbangan tubuh. Si murid diminta berjalan di atas batang kayu yang diletakkan di atas tanah, dengan mantap dan mudahnya si murid berjalan di atas kayu tanpa ragu dan kesulitan. Setelah dianggap cukup mahir, selanjutnya si murid diminta menyeberang di atas kayu yang sama tetapi diletakkan di atas kolam. Disampaikan ke murid bahwa kolam tsb bukan kolam air biasa, tetapi kolam cairan asam keras yang jika ada yang terjatuh, pasti fatal akibatnya. Bahkan di dasar kolam juga terlihat sisa kerangka manusia (yang mungkin terjatuh ke kolam tsb). Ketakutan dan keraguan sangat terlihat dari si murid, walaupun dia sudah melalui latihan yang sangat baik tanpa ada kesalahan lagi. Akhirnya setelah memberanikan diri si murid menyeberang, dan yang terjadi selanjutnya sungguh mengejutkan... dia terjatuh ke kolam.

Walaupun ternyata kolam tsb ternyata berisi air biasa, dan si murid baik-baik saja, tetapi dari cerita tsb dapat dipahami bahwa kekhawatiran, ketakutan akan resiko-resiko yang akan dihadapi, yg ada dalam pikiran kita, sangat berpengaruh pada kepercayaan diri bahkan mempengaruhi kemampuan yang sudah dimiliki seseorang.

Mungkin begitu juga bagi para manusia dewasa, karena banyaknya perhitungan, adanya kekhawatiran gagal, takut akan hal-hal yang belum tentu terjadi, justru akan menciutkan niat, semangat dan keyakinan dalam melakukan sesuatu. Dan yang lebih parah mungkin, banyak orang dewasa yang akhirnya kehilangan keberanian untuk mencoba karena takut akan resiko gagal. Sedangkan anak-anak, yang belum banyak mengerti dan berpikir panjang tentang resiko, justru terlihat sangat pemberani dan tanpa keraguan dalam melakukan berbagai hal.

Memang banyak hal yang justru orang tua perlu belajar dari anak-anak.
Bagaimana mereka tanpa lelah mencoba sesuatu walaupun sering gagal.
Bagaimana mereka selalu ceria dalam melakukan sesuatu dan membuat semua aktivitasnya terasa fun.
Bagaimana mereka cepat berbaikan dan bermain bersama kembali setelah bertengkar.
Dan masih banyak lagi...
Terima kasih anak-anak, yang telah mengajarkan banyak hal kepada orang tua

Cikarang,16-Maret-2010

0 komentar: